Harta bagaikan pedang bermata dua. Ia bisa menyelamatkan pemiliknya, meninggikan derajatnya, mempererat ukhuwah dengan saudaranya, dan menguatkan tali silaturahim dengan kerabatnya, dan melipatgandakan pahala amalnya. Betapa indah harta ditangan orang yg murah hati dan suka berderma. Tapi, jika harta ditangan orang yg kikir, ia akan menjadi bencana di dunia, dan hisab yg berat di akhirat. Karena itulah, harta adalah ujian, harta adalah fitnah.
Tak harus menunggu kaya untuk bersedekah, kecuali untuk Zakat yg hanya diwajibkan ketika sudah mencapai nishabnya. Gelora untuk berderma harus tetap ada, seberapapun besarannya, meskipun kita bukan orang kaya. Ketika Rasulullah Saw melihat Bilal r.a. mempunyai simpanan makanan, seketika beliau bersabda kepada Bilal, “ Hai Bilal, sedekahkanlah…, jangan sekali-kali kamu takut bahwa Dzat yg bersemayam di ‘Arsy akan melakukan pengurangan.” (HR Thabrani)
Dengan semangat itu pula, Tabi’in paling mulia, Uwais Al-Qarni memohon Udzur kepada Allah karena tak mampu bersedekah disebabkan tak punya apapun untuk disedekahkan.
Suatu kali beliau berdo’a ,” Ya Allah saya memohon udzur kepada-Mu hari ini lantaran tidak mampu memberi makan orang yg kelaparan dan tidak mampu memberi pakaian kepada orang yg tak punya pakaian, karena tidak ada makanan dirumahku selain apa yg telah berada didalam perutku, dan aku tidak memiliki apa-apa lagi selain apa yg menempel ditubuhku.”
Dan ketika itu yg menempel ditubuh beliau hanyalah sehelai baju usang. Takut miskin sering kali menjadi kendala kita untuk bersedekah. Padahal sedekah tidak akan membuat sikaya jatuh miskin, atau yg miskin semakin miskin, Nabi memberikan penegasan, ” Harta tidak akan berkurang dengan disedekahkan,” (HR Muslim).
Imam An-Nawawi dalam syarah Muslim menyebutkan, bahwa hadist ini mengandung dua pengertian, Pertama, sedekah itu diberkahi (di dunia) dan karenanya ia terhindar dari mudharat. Kedua, pahalanya tidak akan berkurang di akhirat, bahkan dilipatgandakan hingga kelipatan yg banyak.
Sedekah adalah pintu kekayaan. Karena Allah akan menambah nikmat bagi hamba-Nya yg rajin bersyukur. Allah Swt akan memberikan nafkah hamba-Nya yg sudi bersedekah untuk orang lain. Rasulullah Saw bersabda ” Allah berfirman, ‘ Hai anak Adam, berikanlah nafkah, niscaya Aku akan menafkahimu.” (HR Bukhari & Muslim).
Hadist ini sesuai dengan janji Allah dalam firman-Nya,
Katakanlah: “Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)”. Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia lah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya. (Saba’ : 39)
Ibnu Katsier menyebutkan bahwa maksud ‘menggantinya’ adalah memberikan ganti di dunia dan juga pahala di akhirat. Laba dan keuntungan mana yg lebih mengiurkan dari ini ?, apalagi, yg berjanji adalah Allah Swt yg tidak akan pernah mengingkari janji.
” Ya Allah lapangkanlah dada kami untuk bersedekah dalam segala kondisi, baik lapang maupun sempit.” (Abu Umar A )
Allah Swt Telah berfirman :
Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (Al Baqarah : 268)
0 komentar:
Posting Komentar